Surabaya Bak Negara Jepang Setelah Bunga Tabebuya Bermekaran

Dibuat oleh blogunik

Jika Jepang punya bunga Sakura, maka Surabaya punya bunga Tabebuya atau Chrysotricha. Walaupun tak sepopuler dan terkenal seperti bunga Sakura, namun bunga Tabebunya ini tak kalah indah dengan bunga Sakura yang bermekaran di Jepang.

Bukti nyata keindahan bunga Tabebuya ini bisa kalian lihat di beberapa jalan-jalan protokol di Surabaya, seperti jalan Ahmad Yani, Jalan Darmo, dan jalan raya Gubeng. Karena keindahannya ini bunga Tabebuya yang mekar di Surabaya ini sontak mencuri perhatian banyak masyarakat dan menjadi perbincangan banyak warganet bahkan menjadi viral di media sosial.

photo via : www.instagram.com/radenmirdad

Tabebuya yang tumbuh di Surabaya memiliki beberapa varian warna, yakni kuning, pink, putih, dan warna ungu yang disebut-sebut memiliki kemiripan dengan bunga sakura. Selain itu bunga-bunga ini huga mampu membuat kota Pahlawan tersebut semakin terlihat cantik dan romantis. Bahkan bayak warganet yang mengatakan jika Surabaya bagaikan negara Jepang saat musim semi.

Tabebuya adalah jenis tanaman yang berasal dari Brazil dan termasuk jenis pohon besar. Seringkali orang kebanyakan menyebutnya sebagai tanaman Sakura, karena bila berbunga bentuknya mirip dengan bunga khas Jepang tersebut.

photo via : www.instagram.com/kampungwisatacom

Pohon Tebebuya memiliki kelebihan, antara lain, daunnya tidak mudah rontok, pada saat musim berbunga akan terlihat sangat indah dan lebat. Akarnya pun tidak merusak rumah atau tembok walau berbatang keras.

Pohon yang bunganya bermekaran di November itu juga memiliki struktur ranting yang rindang, serta pohonnya tidak terlalu tinggi. Pohon tersebut berfungsi untuk penyerapan karbon serta polusi kendaraan.

photo via : www.instagram.com/nefahenna

Diketahui jika pencetus ide awal penanaman tumbuhan Tabebuya ini, tak lepas dari inisiasi Wali Kota Tri Rismaharini jauh sebelum ia menjabat saat menjadi Kepala Dinas di Surabaya. Menurutnya, saat itu belum banyak tabebuya yang ditanam. Barulah ketika 2010, Pemkot Surabaya memulai secara serius melakukan penanaman sejumlah jenis pohon dan tanaman, seiring dengan peremajaan ruang terbuka hijau di Surabaya.

Penanama Tabebuya ini bertujuan untuk menambah keasrian Kota Surabaya, namun juga memberi habitat yang alami bagi ragam biota yang menggantungkan hidupnya dari pohon. Tabebuya mekar 2 kali dalam setahun, yakni sekitar bulan April dan menjelang akhir tahun yaitu pada bulan November seperti sekarang ini.

photo via : www.instagram.com/paulusbudi1

Namun ada yang unik dari bunga Tabebuya ini, pasalnya bunga Tabebuya ini mekar di waktu yang tak seharusnya. Lazimnya bunga ini berkembang di saat musim kemarau, bukan pada musim menjelang hujan seperti sekarang ini.

Sementara itu, banyak warga yang berbondong-bondong mengabadikan pemandangan indah tersebut, sampai berselfie ria dengan latar belakang bunga Tabebuya yang indah. Sepanjang jalan yang dihiasi bunga Tabebuya ini berubah menjadi tempat instagramable yang keren dengan barbagai spot selfie yang menarik.

www.instagram.com/raffirizkiillahi

Wow! keren ya guys! gak perlu jauh-jauh ke Jepang buat liat pemandangan indah bunga Sakura bermekaran. Cukup datang ke Surabaya kamu bisa mendapat keindahan tersebut, ya walaupun bukan bunga Sakura, tapi keindahan dan aroma Tabebuya tak kalah kok dari bunga Sakura.

*Jika artikel ini muncul di website selain BlogUnik.com, maka dapat dipastikan bahwa web tersebut sudah mencuri dan menayangkan artikel ini tanpa persetujuan BlogUnik.com

Dan hebatnya lagi, bunga Tabebuya yang indah ini ternyata bisa kita miliki juga lho untuk ditanam di pekarangan rumah. Sebab pohon ini bisa tumbuh dalam berbagai kondisi tanah subtropis dan tropis. Selain itu, Tabebuya juga tidak sulit perawatannya. Bunga ini hanya memerlukan banyak sinar matahari secara langsung. Dan uniknya lagi, tanaman ini sangat jarang dihinggapi penyakit sampai hama. Bagaimana sobat? tertrik menanamnya di pekarangan rumah?


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *