Fakta Menyedihkan dan Mengharukan Bulan Ramadhan Di Palestina

Dibuat oleh blogunik

Ramadhan merupakan bulan yang paling dirindukan oleh umat muslim dan banyak yang menyebutnya sebagai bulan seribu bulan. Di bulan Ramadhan ini amal kebaikan umat muslim akan dibalas dengan berkah pahala yang berlipat ganda. Di bulan ramadhan ini juga menjadi kesempatan untuk berkumpul duduk bersama saat berbuka puasa atau sahur. Umat muslim di seluruh dunia memang banyak yang menunggu bulan ini dan disetiap negara tentunya memiliki tradisi dan suasananya masing-masing dalam menjalani bulan ramadhan ini. Tak terkecuali di Gaza, Palestina, yang wilayahnya kerap dilanda konflik dengan Israel. Masyarakat Palestina di Jalur Gaza memasuki bulan Ramadhan dengan kepedihan yang besar akibat kondisi ekonomi yang memburuk dan pembunuhan puluhan orang yang mereka cintai ditembak Israel. Ada sekitar 63 orang Palestina telah tewas dan lebih dari 3.000 orang cedera dalam 3 hari belakangan ini.

Photo via : https://blog.act.id

Dalam persiapan bulan suci ini, masyarakat Jalur Gaza mengunjungi pasar untuk membeli bahan makanan dan berbagai jenis manisan, permen dan minuman dingin. Namun, akibat kurangnya uang karena tingginya angka pengangguran dan kemiskinan mereka hanya mampu membeli makanan pokok saja tidak untuk kesenangan lainnya. “Ramadhan tahun ini menyedihkan. Hidup sangat sulit buat rakyat di Jalur Gaza,” kata Saeed Al-Bitar, seorang pedagang mainan di pasar tua kota Gaza, kepada Xinhua-yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi.

Photo via : www.aspacpalestine.com

Al-Bitar yang menjual lentera Ramadhan dan mainan, mengatakan orang hanya datang ke pasar dan melihat-lihat barang-barang, namun mereka tidak memiliki uang untuk membelinya. Keadaan semakin bertambah parah akibat pemotongan gaji pegawai pem erintahan yang mencapai 30 persen dari gaji kotor, hal ini telah berlangsung selama lebih dari satu tahun.

Photo via : https://www.gazaonline.net

“Rakyak berharap mereka bisa membeli apa saja, tapi mereka tak memiliki pekerjaan, tak mempunyai uang sama sekali. Situasi di Jalur Gaza sangat sulit,” kata pedagang itu.

Photo via : https://www.middleeastmonitor.com

Menurut Biro Pusat Statistik Palestina, angka pengangguran di Jalur Gaza mencapai 43,9 persen dibandingkan dengan 17,9 persen di Tepi Barat Sungai Jordan. Kamar Dagang dan Industri di Jalur Gaza memperingatkan dalam laporannya belum lama ini bahwa Jalur Gaza tidak bisa menciptakan lapangan kerja mengingat tingginya angka kemiskinan dan pengangguran di kalangan dua juta warganya. Laporan tersebut mengatakan sektor swasta di Jalur Gaza tidak bisa menyediakan lapangan kerja baru dan tidak ada pekerjaan baru di sektor pemerintah karena perpecahan politik internasional yang terus berlangsung dan kegagalan untuk mencapai perujukan nasional.

Photo via : https://www.klix.ba

“Ramadhan tahun ini tampak berbeda. Kami dulu bisa mempersiapkan diri untuk menyambutnya dua atau tiga pekan sebelum kedatangannya,” kata Fathi Abu Ayed, seorang warga yang tak memiliki pekerjaan di Jalur Gaza kepada Xinhua.

Photo via : https://www.tajuktimur.com

Abu Ayed menambahkan banyak orang yang tewas dan cedera baru-baru ini dalam bentrokan dengan tentara Israel di sepanjang perbatasan serta blokade membuat sulit warga Jalur Gaza untuk menyambut Bulan Suci Ramdhan. Faida Al-Essi, ibu rumah tangga yang berusia 40-an tahun di Jalur Gaza, bertanya-tanya bagaimana rakya Palestina di Jalur Gaza dapat merayakan Ramadhan dengan demikian banyak darah yang mengalir dan kemiskinan. “Ini adalah Ramadhan yang sangat menyedihkan buat semua orang Palestina,” kata Faida Al-Essi.