Jangan Tiru! Fenomena Menyedihkan Remaja Di Lampung Sayat Tangan
Baru-baru ini sebuah fenomena mencengangkan terjadi di Lampung. Tepatnya terjadi di Sekolah Menengah Pertama Negeri SMPN 1 Gunung Sugih, Lampung Tengah. Bukan kasus kekerasan guru terhadap siswa ataupun kasus pembulian melainkan fenomena ini terjadi karena sekelompok siswa secara kompak menyayat tanggannya dengan silet.
Sebanyak 41 murid terdiri dari 33 siswi dan 8 siswa SMP di Lampung kedapatan menyayat tanggannya menggunakan silet. Pihak sekolah belum bisa memastikan penyebab para siswa melakukan sayat tangan massal tersebut. Namun pihak kepolisisan menduga perilaku berbahaya yang dilakukan para siswa siswi ini dikarenakan meniru adegan-adegan yang menjadi trend di media sosial ataupun youtube.
Sebelumnya fenomena ini juga terjadi di SMP Pekanbaru dimana 56 siswi melakukan aksi penggoresan lengan selain itu. Fenomena ini juga menyerang SMP Surabaya, Jawa Timur yang dikabarkan dipicu oleh faktor psikologi.
Dikabarkan jika, perilaku berbahaya para siswa ini terungkap setelah kecurigaan seorang guru. Guru tersebut melihat beberapa bekas luka garis ditangan sejumlah siswa saat jam pelajaran olahraga.
Merasa ada yang tak beres dengan anak didiknya, pihak sekolah lantas melakukan pemeriksaan menyeluruh. Yang mana hasilnya sebanyak 33 siswi dan 8 siswa dari 20 kelas, kedapatan melakukan aksi sayat tangan. Para siswa siswi yang tertangkap ini mengaku ingin melakukan sayat tangan setelah mengonsumsi minuman kemasan yang dijual di kantin sekolah seharga 1000 rupiah.
*Jika artikel ini muncul di website selain BlogUnik.com, maka dapat dipastikan bahwa web tersebut sudah mencuri dan menayangkan artikel ini tanpa persetujuan BlogUnik.com
Namun setelah melakukan penelusuran lebih lanjut, diketahui 41 siswa itu menyayat tangan sendiri karena terobsesi dari tayangan video di YouTube. Yang mana tontonan youtube tersebut lantas dipraktekkan dan disebarkan ke setiap teman-temannya.
Walaupun para siswa dan siswi mengaku karena terpicu oleh video youtube dan minuman di kantin, namun pihak sekolah belum bisa memastikan apakah perbuatan puluhan siswa menyayat tangan karena halusinasi akibat mengonsumsi minuman ringan atau faktor lainnya.
photo via : /www.inews.id/
Salah satu siswi berinisial N mengakui setelah melakukan aksi sayat tangan merasa ada kepuasan tersendiri. “Saya puas, walau ada rasa sakit, nyeri. Tapi sekarang saya menyesal bahwa yang saya lakukan selama ini salah,” ujar siswi tersebut.
Kepala SMPN I Gunung Sugih, Suharno melakukan penelusuran dengan berbagai pihak seperti para wali murid, kepolisian, hingga Dinas Kesehatan (Diskes) untuk memastikan apakah minuman berenergi tersebut mempengaruhi perilaku siswa atau tidak.
Minuman yang disebut pun sudah uji laboratorium di Balai POM Lampung dan hasilnya minuman tersebut negatif tidak mengandung zat berbahaya. Jadi bisa dikatakan jika minuman yang dijual dikantin tidak ada sangkut pautnya dengan perilaku berbahaya para siswa.
Kapolsek Gunung Sugih, Inspektur Satu Polisi Yuswantoro, mengatakan, para siswa tersebut melakukan penggoresan lengan pakai silet karena mencontoh perilaku serupa siswi SMP di Pekanbaru yang bikin heboh pada pekan lalu.
Yuswantoro juga mengatakan jika aksi sayat tangan para siswa terjadi pada hari Senin, 1 Oktober 2018. Ada yang melakukan aksinya di sekolah dan ada juga yang melakukan dirumahnya masing-masing. Sementara itu kondisi para siswa pelaku sayat tangan saat ini dalam kondisi sehat, lantaran luka sayat tak ada yang dalam. Mereka juga sudah kembali beraktivitas normal.
Nah bagaimana menurut kalian sobat? Semoga saja fenomena seperti ini tidak terjadi lagi. Sebab bukan hanya berbahaya, namun fenomena ini bisa mempengaruhi mental seseorang. So jangan ditiru ya!