Biar Nggak Salah, Ini Lho Beda Swab Antigen Dan PCR
Masih bingung membedakan mana test antigen dan PCR? Tenang, kali ini kita akan membahas tentang perbedaan antara swab antigen dan PCR (polymerase chain reaction) agar kalian tidak lagi keliru.
Seperti yang kita tahu, sejak virus Covid-19 muncul, istilah swab antigen maupun PCR menjadi istilah yang sangat sering kita dengar. Pasalnya kedua hal tersebut merupakan dua jenis tes yang paling sering digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya virus di dalam tubuh kita. Kedua jenis tes ini memiliki tingkat akurasi yang tinggi dibanding metode tes lainnya.
Namun, meskipun sama-sama digunakan dalam mendeteksi Covid-19, namun dua jenis tes tersebut sangatlah berbeda. Bahkan masih banyak masyarakat yang belum mengetahui perbedaan antara swab antigen dan PCR tersebut. Untuk itu, kali ini kita akan membahas tentang perbedaan swab antigen dan PCR supaya kamu tidak keliru lagi. Berikut ini penjelasannya!
Perbedaan Swab Antigen dan PCR
1. Pengertian umum swab antigen dan PCR
Antigen
Sebelum kita mencari tahu perbedaa-perbedaan antara swab antigen dan PCR, sebaiknya kita cari tahu terlebih dahulu mengenai apa itu swab antigen dan PCR.
Swab test antigen sendiri adalah pemeriksaan imun yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan antigen virus tertentu yang menunjukkan adanya infeksi virus saat ini. Antigen ini merupakan pemeriksaan cepat untuk mendeteksi keberadaan antigen virus tertentu dalam tubuh seseorang, dan hanya untuk skrining pada tahap awal.
Tes antigen ini dilakukan dengan mengambil sampel dari saluran pernapasan dengan teknik swab nasofaring untuk mengetahui adanya infeksi. Swab test antigen ini biasanya digunakan untuk mendiagnosis patogen pernapasan, seperti virus influenza dan respiratory syncytial virus (RSV).
PCR
Sedangkan PCR adalah jenis pemeriksaan untuk mendeteksi pola genetik (DNA dan RNA) dari suatu sel, kuman, atau virus, termasuk virus Corona (SARS-CoV-2). Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel dari saluran pernapasan dengan teknik swab nasofaring untuk mengetahui adanya infeksi. Hingga saat ini, tes PCR merupakan tes yang direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk mendiagnosis COVID-19.
2. Nama lain swab antigen dan PCR
Antigen
Antigen dan PCR sama-sama memiliki nama lain yang wajib kamu ketahui agar tidak bingung. Nama lain antigen adalah tes imun, diagnosis, tes usap atau swab antigen.
PCR
Sedangkan PCR memiliki nama lain yaitu tes virus, tes diagnostik, tes molekuler, tes amplifikasi asam nukleat atau nucleic acid amplification test (NAAT) dan rapid test polymerase chain reaction (RT-PCR).
3. Tujuan pemeriksaan antigen dan PCR
Antigen
Meski sama-sama digunakan untuk mendeteksi virus Covid-19, namun tujuan melakukan tes antigen maupun PCR ternyata memiliki sedikit perbedaan.
Antigen sendiri awalnya bertujuan untuk mendeteksi patogen pernafasan seperti virus influenza dan respiratory syncytial virus (RSV). Namun Badan Pengawasan obat dan makanan Amerika Serikat (FDA), telah memberikan otorisasi penggunaan darurat (EUD) agar tes antigen bisa berfungsi sebagai tes untuk mengidentifikasi COVID. Itulah mengapa antigen biasanya dilakukan sebagai pemeriksaan cepat untuk skrining pada tahap awal saja.
PCR
Sedangkan PCR bertujuan untuk mendiagnosa secara pasti apakah seseorang terpapar virus COVID-19 atau tidak. PCR memiliki tingkat akurasi yang tinggi, sehingga tes PCR biasanya dijadikan penentu apakah seseorang positif terpapar virus dan harus melakukan isolasi mandiri atau mendapat bantuan medis sesegera mungkin.
4. Indikasi pemeriksaan antigen dan PCR
Antigen
Siapa saja yang harus melakukan pemeriksaan antigen ataupun PCR? Dalam hal ini, antigen maupun PCR menyasar ke orang-orang dengan kasus yang berbeda.
Tes antigen biasanya dilakukan untuk pasien yang diduga menderita penyakit seperti influenza dan orang-orang yang melakukan kontak dekat dengan pasien COVID-19. Mereka yang bekerja di area yang tidak memiliki protokol kesehatan optimal juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan antigen. Pemeriksaan antigen juga bisa dilakukan untuk orang-orang yang menjalankan pengobatan di rumah sakit, atau bekerja pada rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya.
Intinya tes antigen ini dilakukan kepada orang-orang yang tidak memiliki gejala namun telah melakukan kontak dengan orang atau tempat-tempat yang rentan dengan penyebaran virus Covid-19.
PCR
Sedangkan mereka yang wajib melakukan PCR merupakan orang-orang yang berada dalam kondisi tertentu. Sebut saja mereka yang telah memiliki gejala penyakit, terlepas itu gejala penyakit flu biasa ataupun gejala COVID – 19. Apalagi bagi yang memiliki gejala seperti demam, batuk, pilek, terganggunya indera penciuman ataupun sesak nafas yang memang merupakan gejala ringan atau gejala umum dari Covid-19.
Meski begitu, mereka yang tidak memiliki gejala juga bisa melakukan tes PCR ini. Apalagi tes PCR disebut bakal menjadi salah satu syarat untuk bisa melakukan perjalanan udara.
5. Cara kerja antigen dan PCR
Antigen
Baik antigen maupun PCR memiliki cara kerja mereka masing-masing. FYI, Antigen adalah zat yang yang dapat merangsang imun. Zat ini bisa berupa protein, polisakarida, dll. Nah Antigen bekerja dengan cara mendeteksi protein spesifik dari virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Saat terinfeksi virus, tubuh secara alami akan merespons dengan mengeluarkan protein spesifik tertentu. Virus penyebab Covid-19 memiliki beberapa antigen yang sudah dikenali, seperti nukleokapsid fosfoprotein dan spike glikoprotein.
Nah tes swab antigen ini dapat melihat keberadaan antigen di dalam tubuh, sehingga bisa diketahui apakah seseorang sedang terinfeksi virus corona atau tidak.
PCR
Sedangkan PCR mendeteksi materi genetik dari virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Selain itu, Tes PCR juga dapat mendeteksi fragmen virus bahkan saat seseorang sudah tidak terinfeksi. Nggak heran jika tes PCR disebut lebih akurat dibanding tes lainnya.
Sementara itu, diketahui teknologi PCR mampu melihat materi genetik virus dengan teknik amplifikasi atau perbanyakan. Sedangkan Virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 ini memiliki materi genetik yang memiliki rantai tunggal asam ribonukleat (RNA).
PCR ini bekerja dengan cara mengubah RNA menjadi asam deoksiribonukleat (DNA) yang memiliki rantai ganda. Setelah diubah menjadi DNA, materi genetik tersebut diperbanyak lewat alat PCR. Apabila mesin PCR mendeteksi adanya materi genetik virus corona, maka hasil tes dinyatakan positif Covid-19.
Jenis tes ini bekerja paling efektif untuk orang-orang pada tahap awal yang terkena infeksi, mendiagnosis orang dengan resiko besar, maupun tindakan pencegahan penularan virus Corona.
6. Sampel yang diperiksa antigen dan PCR
Antigen
Meski Antigen dan PCR berbeda, namun kedua metode pemeriksaan ini juga memiliki satu kesamaan yaitu, sama-sama menggunakan sampel berupa cairan pernapasan (lendir) dari hidung atau tenggorokan.
Antigen mengambil sampel lendir dari hidung atau tenggorokan melalui proses swab. Setelah itu dokter akan melakukan prosedur medis dan pasien dapat langsung mengetahui hasilnya dalam hitungan menit. Agar hasil tes lebih akurat, pemeriksaan rapid test antigen perlu dilakukan paling lambat 5 hari setelah munculnya gejala COVID-19.
PCR
Tes PCR juga membutuhkan sampel berupa lendir hidung dan tenggorokan melalui proses swab nasal atau nasofaring. Setelahnya, sampel akan dimasukan pada wadah steril dan dikirim ke laboratorium untuk diproses. Selama prosesnya DNA yang terdapat pada lendir tersebut akan mengeluarkan cahaya fluorescent jika terdapat virus COVID.
7. Waktu pemeriksaan antigen dan PCR
Antigen
Perbedaan antara Antigen dan PCR juga bisa dilihat dari waktu pemeriksaannya. Dimana Antigen hanya membutuhkan waktu singkat yakni sekitar 15 menit hingga 30 menit sampai kalian mendapatkan hasilnya.
PCR
Sedangkan tes PCR membutuhkan waktu pemeriksaan yang lebih lama yaitu sekitar 1 sampia 3 hari. Tak hanya itu, hasil pemeriksaan dari tes PCR juga dapat keluar 7 hari lebih lama jika ketersediaan alat sedang terbatas.
8. Tingkat akurasi hasil pemeriksaan antigen dan PCR
Antigen
Jika membicarakan tentang akurasi hasil pemeriksaan antara Antigen dan PCR, bisa dibilang PCR memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi dari Antigen. Ini karena tes Antigen kurang dapat membaca adanya virus dalam tubuh jika kadar virus dalam tubuh rendah. Sehingga hasil tes Antigen terkadang menunjukkan hasil tes negatif palsu walaupun didalam tubuh kita terdapat virus.
Untuk itu, tes swab antigen lebih akurat dilakukan di awal kemunculan gejala Covid-19 atau ketika jumlah virus di dalam tubuh cukup tinggi. Tapi jika hasil tes Antigen masih meragukan, misalnya hasil negatif tapi ada gejala Covid-19, maka kamu perlu melakuka tes PCR untuk memastikan keadaanmu.
PCR
Seperti yang disebutkan sebelumnya, tes PCR memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi diantara metode tes lainnya. Tes PCR ini memiliki tingkat akurasi mencapai 80–90%. Nggak heran jika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan dan menjadikan PCR sebagai standar tes terbaik untuk mendeteksi secara pasti apakah seseorang terpapar covid-19 atau tidak.
9. Biaya pemeriksaan antigen dan PCR
Antigen
Mungkin bisa dibilang ada kualitas ada harga, seperti itulah perbedaan antara Antigen dan PCR jika dilihat dari tarif pemeriksaan. Untuk Antigen sendiri Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan batas tarif maksimal sebesar Rp 275.000 untuk sekali tes. Menurut aturan pemerintah angka tersebut sudah merupakan batas harga paling tinggi dan tidak boleh lebih mahal daripada itu
PCR
Sedangkan untuk tes PCR, masih bervariasi tetapi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sudah menerbitkan Surat Edaran nomor HK. 02.02/I/3713/2020 tentang Batasan Tarif Tertinggi Pemeriksaan Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Dimana batasan tarif tertinggi untuk pemeriksaan PCR, termasuk pengambilan swab adalah maksimal Rp 900 ribu untuk sekali tes di rumah sakit atau laboratorium klinik.
Nah itu dia beberapa perbedaan antara Antigen dan PCR yang wajib kamu ketahui agar tidak keliru lagi. Semoga bermanfaat!