Fakta Tanaman Porang, Dulu Tak Dianggap Kini Menjadi Mahal

Dibuat oleh blogunik

Tanaman Porang kini tengah banyak diperbincangkan masyarakat setelah Paidi, seorang pemulung di Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun membudidayakan tanaman porang yang mampu merubahnya menjadi seorang miliarder karena menekuni bisnis tanaman porang.

Tanaman porang sendiri tumbuh liar di pekarangan rumah dan dianggap masyarakat sebagai makanan ular. Sehingga tanaman ini hampir tidak dilirik untuk dibudidayakan bahkan tak dianggap keberadaannya. Padahal tanaman porang ini memiliki banyak manfaat untuk manusia. Nah berikut beberapa fakta dan manfaat tak terduga dari tanaman porang. Check it out!

Apa sebenarnya tanaman porang ini?

Fakta-Tumbuhan-Porang,-Dulu-Tak-Dianggap-Kini-Menjadi-Mahal

photo via instagram.com/inspirasirumahtaman

Porang atau dikenal juga dengan nama iles-iles adalah tanaman umbi-umbian dari spesies Amorphophallus muelleri. Tanaman porang juga masih sekerabat dan mirip penampilan dan manfaatnya dengan suweg dan walur.

Tanaman porang ini memiliki daun yang bercabang-cabang dengan batang yang lunak berwarna hijau atau hitam kecoklatan dan memiliki totol-totol putih. Pada setiap pertemuan batang akan tampak tonjolan berwarna cokelat kehitam-hitaman yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. Umbi dari porang ini adalah umbi tunggal yang mengandung pati. Warna umbi dari porang ini adalah kuning cerah yang bisa dijadikan pembeda antara porang dengan suweg yang memiliki warna umbi yang putih.

Dikutip dari Wikipedia.org, porang ini ditemukan mulai dari Kepulauan Andaman, India, menyebar ke arah Timur melalui Myanmar masuk ke Thailand dan ke Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh di sembarang tempat seperti di pinggir hutan jati, di bawah rumpun bambu, di tepi-tepi sungai, di semak belukar, dan di bawah aneka ragam naungan.

Porang adalah tanaman yang toleran dengan naungan hingga 60%. Porang dapat tumbuh pada jenis tanah apa saja di ketinggian 0 sampai 700 mdpl. Bahkan, sifat tanaman tersebut dapat memungkinkan dibudidayakan di lahan hutan di bawah naungan tegakan tanaman lain.

Untuk bibitnya, biasa digunakan dari potongan umbi batang maupun umbinya yang telah memiliki titik tumbuh atau umbi katak (bubil) yang ditanam secara langsung.

Manfaat tanaman porang

Fakta-Tumbuhan-Porang,-Dulu-Tak-Dianggap-Kini-Menjadi-Mahal

photo via akurat.co

Manfaat tanaman porang yang utama ada pada umbinya. Olahan umbi porang atau iles-iles ini mengandung karbohidrat cukup tinggi serta mengandung glucomannan yang baik untuk kesehatan sehingga cocok digunakan sebagai bahan pangan pokok dan dapat dijadikan sebagai pengganti nasi.

Umbi porang juga dapat menurunkan kadar kolesterol dan gula darah, meningkatkan fungsi pencernaan dan sistem imun, serta membantu menurunkan berat badan. Umbi porang juga mengandung serat yang tinggi untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit seperti kanker usus besar, divertikular, kardiovaskular, kegemukan, kolesterol tinggi dalam darah, dan kencing manis.

Umbi porang yang banyak mengandung glucomannan ini berbentuk tepung.
lucomannan merupakan serat alami yang larut dalam air biasa digunakan sebagai aditif makanan sebagai emulsifier dan pengental, bahkan dapat digunakan sebagai bahan pembuatan lem ramah lingkungan dan pembuatan komponen pesawat terbang, seperti yang dilansir dari laman resmi Kementerian Pertanian.

Selain itu, tepung dari umbi porang ini dapat digunakan sebagai bahan agar-agar, mi, tahu, kosmetik, penjernih air dan roti. Di Filipina umbi porang sering ditepungkan sebagai pengganti terigu dan biasanya dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan roti. Sedangkan di Jepang, umbi porang ini telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan dalam pembuatan mi instan.

Harga porang

Fakta-Tumbuhan-Porang,-Dulu-Tak-Dianggap-Kini-Menjadi-Mahal

photo via idealoka.com

Dikutip dari Kompas.com, Umbi dari porang banyak dicari di pasaran luar negeri, seperti Jepang dan Korea. Tepung umbinya dipakai sebagai bahan baku obat, ramen serta untuk bahan konyaku dan kosmetik.

Petani porang di Madiun biasanya menjual porang dalam tiga bentuk, dalam bentuk ubi basah, dalam bentuk chips (umbi porang yang diiris tipis yang sudah dikeringkan) dan dalam bentuk tepung.

Umbi porang yang dijual dalam bentuk umbi basah atau segar memiliki harga yang paling rendah. Yakni sekitar Rp 2.500 per kilogram (kg). Setiap 1 hektar tanaman porang menghasilkan umbi basah hingga 16 ton, atau mendatangkan penghasilan sekitar Rp 40 juta.

Sedangkan umbi porang yang dijual dalam bentu chips atau tepung memiliki nilai ekspor yang cukup tinggi. Chips porang dihargai hingga Rp 27.000 per kg dan tepung porang dihargai hingga Rp 600.000 per kg.

Beberapa petani bahkan kaya-raya berkat tanaman ini. Salah satunya Paidi yang membuat tanaman porang menjadi booming, petani porang asal Madiun ini sebelumnya berprofesi sebagai pemulung namun kini menjadi miliarder berkat porang.

Cara budidaya porang

Fakta-Tumbuhan-Porang,-Dulu-Tak-Dianggap-Kini-Menjadi-Mahal

photo via indopos.co.id

Umumnya porang dapat tumbuh pada jenis tanah apa saja di ketinggian 0 sampai 700 mdpl. Bahkan, sifat tanaman tersebut dapat memungkinkan dibudidayakan di lahan hutan di bawah naungan tegakan tanaman lain. Namun karena porang ini kerap tumbuh di bawah naungan pohon lain membuat tanaman porang membutuhkan waktu lama untuk dipanen.

Paidi yang sukses dengan budidaya porangnya lantas berbagi cara membudidayakan porang agar dapat lebih cepat dipanen. Umumnya porang baru bisa dipanen dua hingga tiga tahun sekali. Namun Paidi mencoba menanam porang di lahan sawah sehingga membuat tanaman porang lebih cepat bisa di panen. Kini Paidi bisa memanen 70 ton porang di satu hektare lahan. Paidi juga menanam dengan menggunakan umbi porang bukan biji ‘katak’ yang menempel pada daun sehingga masa panen dari yang tiga tahun bisa dipangkas enam bulan.

Demikian fakta tentang tanaman porang yang kini sedang populer dikalangan masyarakat khususnya dikalangan petani. Bagaimana menurut kalian guys? Tertarik untuk membudidayakan tanaman porang?


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *