Kamu Harus Tahu! Kisah Nyata Kehidupan Mowgli Ternyata Tidak Seindah di Film
Buat para pecinta animasi ataupun film Disney, pasti sudah tahu cerita The Jungle Book, dengan tokoh anak kecil bernama Mowgli. Film satu ini disadur dari novel terkenal karya Rudyard Kipling dan menjadi salah satu film Disney yang legendaris.
The Jungle Book sendiri menceritakan tentang kisah Mowgli, seorang anak laki-laki yang ditinggalkan oleh orang tuanya dan dibesarkan oleh serigala. Didalam filmnya Mowgli diceritakan memiliki petualangan yang menarik dan seru bersama teman-teman hewannya. Hubungan antara Mowgli dan hewan-hewan sekitarnya juga sangat indah dan memberi pesan yang membangkitkan semangat tentang penemuan diri dan harmoni antara peradaban manusia dan alam.
Meski ceritanya sangat menarik, dan cocok menjadi tontonan keluarga, namun tak banyak yang tahu kalau, cerita Mowgli tersebut didasarkan pada peristiwa nyata yang tragis. Bagi kamu yang belum mengetahui kisah nyata dari anak bernama Mowgli ini, maka simak terus kisahnya berikut ini!
Kisah Nyata Kehidupan Mowgli Tidak Seindah di Film
1. Pertama kali ditemukan bersama kawanan serigala
Dalam kisah nyatanya, Mowgli sebenarnya diberi nama Dina Sanichar, yang dikenal juga dengan sebutan “the Indian wolf-boy”, seorang anak laki-laki liar yang hidup pada abad ke-19 dan dibesarkan oleh serigala.
Awalnya, dia ditemukan disebuah gua pada tahun 1872 oleh sekelompok pemburu di Uttar Pradesh, tepatnya di Distrik Bulandshahr, India. Saat ditemukan, anak laki-laki yang usianya tak lebih dari 6 tahun itu berjalan dengan empat kaki dan mengikuti sekawanan serigala untuk masuk ke dalam sarang mereka di sebuah gua.
Melihat pemandangan tersebut, tentu saja membuat para pemburu merasa takut dan ngeri jika akan terjadi sesuatu yang mengerikan pada anak tersebut. Para pemburu lantaa bertekad untuk membawa anak misterius tersebut bersama mereka.
Cara yang dilakukan pemburu untuk mengambil anak tersebut dari kawanan serigala juga terlihat cukup kejam, dimana mereka membakar gua yang merupakan sarang serigala, agar kawanan serigala dan anak misterius tersebut keluar dari gua tersebut. Ketika serigala dan bocah itu keluar, para pemburu langsung membunuh serigala dan membawa bocah itu bersama mereka.
Anak misterius tersebut lantas di bawa ke sebuah panti asuhan bernama Misi Sikandra di kota Agra. Di panti asuhan tersebut, dia kemudian dibaptis dan diberi nama Dina Sanichar, yang berarti “Hari Sabtu” dalam bahasa Urdu karena pada hari itulah dia tiba di panti asuhan.
2. Memiliki IQ rendah dan hanya bisa berkomunikasi dengan membuat suara binatang
Melihat Dina hidup dan dibesarkan dalam dunia hewan, membuat Dina tidak pernah belajar bagaimana berinteraksi dengan manusia lain. Bahkan Dina juga disebut memiliki IQ yang sangat rendah.
Dina tidak bisa berbicara seperti manusia pada umumnya. Meskipun banyak orang panti yang mencoba mengajarinya berbicara, tetapi dia tidak pernah berhasil belajar berbicara, membaca atau menulis.
Parahnya lagi, Dina tidak mampu menggunakan bahasa isyarat. Jika biasanya orang-orang yang tidak mengerti bahasa satu sama lain akan mengerti jika berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat seperti dengan menunjuk berbagai objek dengan jari mereka.
Maka lain halnya dengan Dina. Bocah 6 tahun tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa isyarat. Ini karena Dina dibesarkan oleh serigala, yang mana serigala sendiri tidak memiliki jari layaknya manusia untuk menunjuk ini itu ataupun melakukan bahasa isyarat lainnya. Itulah yang membuat para perawat kesulitan berkomunikasi dengan Dina.
Meski pada akhirnya Dina bisa sedikit paham dengan bahasa para perawatnya di panti asuhan namun ia tetap tidak mampu berbicara bahasa manusia.
Dina hanya bisa berkomunikasi dengan membuat suara binatang, seperti menggeram dan melolong. Setiap kali dia ingin mengekspresikan dirinya, dia akan menggeram atau melolong seperti serigala. Dina juga terus berjalan dengan empat kaki dimana kedua tanggannya ia fungsikan sebagai kaki.
Menurut pastor Erhardt, yang merupakan kepala panti asuhan, meskipun Dina merupakan anak laki-laki yang bodoh, namun Dina masih menunjukkan tanda-tanda akal dan terkadang menunjukkan bakat yang sebenarnya.
3. Kesusahan beradaptasi
Ketika pertama kali tiba di panti asuhan, Dina menolak untuk makan makanan yang telah dimasak. Dia hanya makan daging mentah dan menggerogoti tulang untuk mengasah giginya. Sebelum makan atau mencicipi makanan, Dina juga akan mencium makanannya terlebih dahulu, namun ketika Dina tidak menyukai baunya, maka dia akan membuangnya.
Selain itu, Dina juga kesusahan dalam mengenakan pakaian. Meskipun telah belajar dan berdaptasi, Dina lebih suka telanjang dan tidak menggunakan pakaiannya.
4. Berteman dengan anak liar lainnya di panti asuhan
Meski tidak menunjukkan sifat manusia serta susah berinteraksi dengan manusia, namun Dina berhasil memiliki teman manusia. Keduanyapun menjalin pertemanan yang sangat dekat. Ini karena teman Dina di panti asuhan tersebut, juga merupakan anak liar yang dibesarkan oleh hewan sama sepertinya. Keduanya mengalami kesulitan dalam berhubungan dengan manusia dan itulah alasan mengapa mereka berhasil memiliki ikatan antara satu sama lain.
Panti asuhan Misi Sikandra di kota Agra tersebut, diketahui memang menampung banyak anak-anak liar seperti Dina selama bertahun-tahun sehingga mereka tidak lagi aneh ketika anak anak liar lain ditemukan di hutan.
5. Dina Sanichar meninggal dunia di usia 35 tahun
Tumbuh bersama serigala kemudian dipisahkan secara paksa dari kawanan serigala yang merawatnya dan dibawa keluar dari rumahnya di hutan, tentu membuat Dina merasa seperti sosok asing yang kebingungan, yang tiba tiba tinggal diantara manusia.
Namun setelah lama tinggal di panti asuhan membuat Dina secara perlahan mulai berperilaku seperti manusia. Dia mulai belajar berdiri tegak dan menggunakan pakaian sendiri. Tapi, meskipun dirinya menghabiskan sebagian hidupnya di lingkungan manusia, dia tidak pernah sepenuhnya beradaptasi. Bahkan setelah 10 tahun hidup di antara manusia, dia masih terlihat cemas dan gelisah. Tingginya hampir lima kaki, memiliki gigi yang sangat besar dan dahi yang rendah.
Salah satu dari sedikit kebiasaan manusia yang berhasil dikuasai Dina adalah merokok. Sayangnya kebiasaan yang ditirunya dari manusia ini membuatnya menderita TBC yang kemudian merenggut nyawanya di usia 35 tahun pada tahun 1895.
6. Ending kisah Dina Sanichar berbeda dengan Mowgli
Kisah Dina Sanichar ini disebut-sebut sebagai kisah yang mendasari terciptanya novel karya Kipling, The Jungle Book. Pasalnya kisah Dina Sanichar memiliki alur yang sama seperti yang tertulis dalam karya Kipling, The Jungle Book. Yaitu, tentang seorang manusia yang dibesarkan di dunia hewan.
Namun berbeda dengan Mowgli yang berakhir dengan happy ending, kisah Dina Sanichar bisa dibilang berakhir dengan tragis. Dina tidak meninggalkan hutan dengan sukarela melainkan dibawa secara paksa untuk kembali ke dunia manusia.
Meskipun mendapat banyak pelajaran mengenai sifat-sifat dan perilaku manusia semestinya, namun Dina tidak pernah berhasil memenuhi harapan orang-orang di sekitarnya.
Dibesarkan dari bayi hingga berumur 6 tahun oleh serigala dan hidup di hutan, membuat Dina hanya memiliki sifat-sifat dasar serigala. Bahkan hampir tidak mungkin mengubah pikirannya menjadi manusia sesungguhnya.
Walau tinggal dilingkungan manusia dan bisa berdiri tegak serta menggunakan pakaian layaknya manusia, namun Dina tetap terikat secara psikologis akan kehidupannya di hutan bersama serigala. Jadi, selama sisa hidupnya, dia terus menjadi makhluk tragis yang menyedihkan. Benar-benar berbeda dengan akhir kisah Mowgli bukan?
Itu dia sedikit kisah Dina Sanichar, yang disebut sebagai kisah nyata karakter Mowgli dalam karya novel maupun film The Jungle Book. Jadi kalian sudah tau atau baru tahu mengenai fakta ini guys?