Daftar Film Lawas Yang Di Bintangi Oleh Barry Prima

Dibuat oleh blogunik

Barry Prima adalah seorang aktor lintas jaman yang telah menghiasi layar lebar selama 40 tahun. Kariernya merentang dari penghujung 70an hingga sekarang. Barry Prima dikenal dengan perannya dalam genre film laga (action) Indonesia pada era 80an. Jika kalian menanyakan kepada orang tua kalian siapa aktor idola mereka dulu, pasti deh kebanyakan dari mereka akan menjawab Barry Prima. Aktor senior ini telah membintangi lebih dari 70 film hingga kini. Namun film-film lawas yang dibintangi oleh Barry Prima memang tak bisa dilupakan. Berikut film-film lawas terkenal yang dibintangi oleh aktor laga senior Barry Prima.

1. Primitif (1978)

photo via : http://indofilemlawas.blogspot.com

Primitif merupakan film pertama yang diperankan oleh Barry Prima di tahun 70an. Film ini merupakan film bergenre horor dewasa dan menjadi kontroversial karena merupakan film Indonesia pertama yang mengetengahkan kanibalisme sebagai unsur cerita utama. Di film ini Barry Prima berperan sebagai Amri yang merupakan seorang mahasiswa Etnologi dan Antropologi yang sedang mengadakan penyelidikan ke daerah pedalaman. Bersama 2 orang teman lainnya yakni Rika (Henny Haryono) dan Tommy (Johan Marjono), mereka berambisi untuk mengadakan penyelidikan ke daerah pedalaman. Mereka dibantu oleh Bisma (Rukman Herman) dan seorang anak pedalaman yang bernama Lahang (Jaffar Free York) Bisma yang banyak makan asam garam di pedalaman yang hanya bersedia mengantar sampai perkampungan suku pangayau yang sudah dikenalnya dan demi keselamatan mahasiswa itu menuntut untuk lebih jauh. Semula Bisma tidak sanggup,tetapi lantaran merasa terhina terpaksa menuruti tantangan mereka. Dengan nekat menyusuri sungai jauh ke pedalaman. Tantangan berat kemudian muncul, yaitu pecahnya rakit mereka hingga berkeping-keping, dan terpisahnya mereka menjadi dua rombongan. Amri dan Rika bersama Lahang, sementara Tomy bersama Bisma. Mereka masing-masing harus berjuang menyelamatkan diri dan saling mencari. Tomi dan Bisma akhirnya tewas menghadapi keganasan suku primitif di hutan tersebut.Demikian pula Lahang yang sebenarnya peka dan banyak pengalaman tentang lingkungan tersebut. Tinggallah Amri dan Rika yang berhasil menemukan kembali desa pinggiran yang telah mengenal peradaban masa kini.

2. Jaka Sembung Sang Penakluk (1981)

photo via : http://thebloodypitofhorror.blogspot.com

Jaka Sembung Sang Penakluk merupakan film aksi laga epos dewasa tahun 1981 dari Indonesia yang disutradarai oleh maestro film Sisworo Gautama Putra. Film ini adalah film yang melejitkan nama Barry Prima dan memberikannya nama panggilan yang sama dengan tokoh yang diperankannya. Barry Prima sendiri memerankan tokoh Parmin atau Jaka Sembung yang merupakan jawara sakti Kandanghaur. Ia memberontak atas ketidakadilan pemerintah Hindia Belanda yang mengharuskan para tawanan bekerja paksa. Parmin dikhianati oleh salah seorang penduduk desa dan hendak ditangkap. Parmin kalah telak saat berhadapan dengan Si Hitam yang juga menguasai ilmu sihir dan ditangkap. Tidak hanya disiksa, kedua mata Parmin dicongkel secara keji oleh Komandan Hindia Belanda, dan walaupun berhasil meloloskan diri, dia disihir menjadi seekor babi hutan oleh Si Hitam. Usaha Parmin untuk melarikan diri akhirnya berhasil berkat bantuan kekasihnya, Surti (Eva Arnaz). Surti membawa Jaka yang telah menjadi babi ke tengah hutan di mana mereka bertemu dengan guru Jaka, seorang petapa yang sakti. Surti yang mencintai Parmin rela untuk mengorbankan nyawanya demi kekasihnya tersebut. Surti rela menyumbangkan kedua matanya untuk “dicangkokkan” pada Parmin dalam sebuah ritual ajian mistik yang membahayakan nyawanya sendiri. Akhirnya Surti meninggal setelah memberikan kedua matanya kepada Parmin sebagai bentuk cinta sejatinya. Parmin yang sangat sedih bersumpah untuk membalas dendam pada Komandan Hindia Belanda yang keji dan Si Hitam.

3. Nyi Ageng Ratu Pemikat ( 1983)

photo via : www.kata.co.id

Nyi Ageng Ratu Pemikat adalah salah satu film yang dibintangi oleh raja aksi laga Barry Prima dan ratu horor Suzanna. Barry Prima berperan sebagai Broto yang merupakan seorang pria yang sopan dan seorang pengabdi setia orang tua Nyi Ageng yang diperankan oleh Suzanna. Dalam film ini diceritakan Nyi Ageng (Suzanna) semakin dewasa, ia semakin mampu melihat dan merasakan bahwa kaumnya yang lemah sering menjadi korban kesewenangan lelaki. Ibunya sendiri telah menjadi korban kelakuan ayahnya, Raden Permana (HIM Damsyik) yang memiliki banyak istri. Adik perempuannya ditinggal dalam keadaan hamil oleh lelaki yang akhirnya meninggal. Nyi Ageng dipaksa kawin dengan pemuda kaya yang kemudian meninggal secara misterius. Sementara, Sastro (Soenjoto Adibroto) orang kepercayaan ayahnya sudah mempunyai istri, secara diam-diam mencintai Nyi Ageng dengan segala cara. Begitu pula para mandor perkebunan ayahnya ingin menidurinya. Namun Nyi Ageng menaruh simpati pada Broto (Barry Prima) yang sopan dan setia kepada orang tuanya. Dialah yang akhirnya menyelamatkan Nyi Ageng dari kejaran Sastro.

4. Sundelbolong (1981)

photo via : www.kompasiana.com

Siapa sih yang gak tau film Sundelbolong yang melegenda ini? Yup film Sundelbolong yang masih diingat sampai sekarang ini merupakan film yang dibintangi oleh Barry Prima dan Suzanna. Barry Prima sendiri berperan sebagai Hendarto, yang merupakan suami Alisa yang diperankan oleh Suzanna. Diceritakan bahwa Alisa (Suzanna) adalah seorang mantan pekerja seks di bawah seorang “Mami” alias germo (Ruth Pelupessy). Hidupnya berubah total setelah dinikahi oleh Hendarto (Barry Prima). Suatu hari seorang pengusaha butik bernama Rudi mengajak Alisa bekerja di toko butiknya. Alisa diminta memperagakan pakaian-pakaian yang ada di butik Rudi. Melihat kecantikan Alisa, Rudi tergoda, namun Alisa menolak dengan halus. Kejadian itu membuat Rudi marah dan merancanakan niat jahat. Alisa diculik oleh orang suruhan Rudi kemudian dibawa ke sebuah bangunan tua dan akhirnya diperkosa. Dengan perasaan hancur Alisa dapat kembali ke rumahnya. Setiap hari Alisa merenungi nasibnya. Bi Ijah pun maklum atas apa yang dialami Alisa. Alisa meminta pendapat dokter mengenai tindakan yang harus dijalaninya. Dokter memberikan saran baik buruknya mengenai dilakukannya pengguguran kandungan. Alisa mendapat kabar dari suaminya yan akan pulang. Alisa bingung menghadapi masalahnya. Alisa merasa berdosa dan karena putus asa akhirnya Alisa bunuh diri di kamar mandi.

Sejak itu arwah Alisa gentayangan dalam wujud sundel bolong dan ingin membalas dendam kepada orang-orang yang telah merusak kehidupannya. Satu persatu orang suruhan Rudi yang merusak kehidupan Alisa menemui ajalnya dengan keji namun misterius. Kematian mereka selalu disertai setelah pertemuan dengan seorang wanita cantik yang mengaku bernama Shinta, percumbuan dan berakhir pada kematian si pria. Selain membalas dendam, arwah Alisa juga kerap mengganggu penduduk-penduduk sekitar kuburannya dengan cara yang seram namun lucu, di antaranya dalam sebuah adegan terkenal perjumpaan tukang soto dan tukang sate dengan Sundel Bolong Alisa di tengah malam.

Rudi dan mantan “Mami” Alisa pun menemui ajalnya di tangan wanita cantik misterius yang tak lain adalah penjelmaan dari arwah penasaran Alisa. Akhirnya semua orang yang pernah merusak kehidupan Alisa telah mati di tangan Alisa dan dendam Alisa telah terbalas. Hendarto memohon arwah Alisa supaya berpulang ke alam baka, dan akhirnya Alisa pun pulang dengan tenang.

5. Serbuan Halilintar (1979)

photo via : http://jnfernalworld.blogspot.com/

Serbuan Halilintar adalah film aksi laga horor dewasa tahun 1979 dari Indonesia yang disutradarai oleh Arizal dan diperankan oleh Eva Arnaz dan Barry Prima. Film ini adalah film yang telah mengangkat nama aktor Barry Prima sebelum dia kemudian melejit lewat film Jaka Sembung Sang Penakluk (1981). Dalam film yang diperankan oleh Barry Prima ini menceritakan tentang kejahatan Gundar yang diperanakan oleh Dicky Zulkarnaen yang merupakan seseorang yang haus kekuasaan.

Gundar (Dicky Zulkarnaen), seorang yang haus kekuasaan, melumpuhkan kakeknya yang merupakan seorang biksu dan mencuri sebuah kantong berisi “peredam khusus”, pil kecil berwarna oranye yang memiliki efek yang berbeda tergantung pada siapa yang menggunakan mereka. Pil tersebut biasa dibawa para biksu dalam meditasi mereka, tetapi pil tersebut juga dapat membuat orang yang memilikinya menjadi tak terkalahkan senjata dan benda tajam apapun. Uniknya, jika pil ini masuk ke makanan atau minuman orang yang tidak menaruh curiga, akan terjadi hal yang menyeramkan – pohon yang tumbuh dengan cepat akan mulai tumbuh di dalam perut mereka, merobek-robek mereka hingga hancur.

Gundar bersekongkol dengan antek tangan kanannya, Gumilar (WD Mochtar) dan pasukan besar preman mereka untuk menggunakan pil tersebut dan berbagai cara keji lain untuk menggulingkan wali kota mereka dan merebut kedudukannya. Setelah berhasil menaruhkan beberapa pil “peredam khusus” dalam minuman si wali kota yang mengakibatkan kematiannya, kedua penjahat itu kemudian menyadari bahwa mereka juga harus menyingkirkan orang-orang yang mungkin akan menjadi penerus wali kota tersebut dan menjadi penghalang niat mereka, antara lain asisten wali kota, saudaranya yang seorang polisi, keponakan, dan putri si wali kota.

Saat situasi kota mulai memburuk, datanglah Hendra (Barry Prima) ke kota tersebut dengan mengendarai sepeda motor. Hendra merupakan teman sekelas Dayan, keponakan wali kota, dan juga menaruh hati kepada Julia (Eva Arnaz), putri wali kota. Dia bersama Dayan dan Julia bergabung dalam sebuah tim untuk menghentikan Gundar dan para anak buahnya dalam rencana jahat mereka. Kemudian film mulai diisi adegan-adegan penuh laga dari adegan satu ke adegan berikutnya. Film diakhiri dengan kalahnya Gundar dan Gumilar yang tewas oleh racun mereka sendiri.

6. Si Buta Lawan Jaka Sembung (1983)

photo via : alchetron.com

Si Buta Lawan Jaka Sembung merupakan sekuel dari film Jaka Sembung Sang Penakluk yang dirilis tahun 1981 yang juga diperankan oleh Barry Prima. Film ini adalah film yang mempertemukan Barry Prima dengan Advent Bangun. Dimana Barry Prima berperan sebagai Parmin alias “Jaka Sembung” sedangkan Advent Bangun berperan sebagai Soca Indrakusuma alias “Si Buta dari Gunung Iblis”. Film ini pun menceritakan tentang Soca yang mengikuti sayembara berhadiah 1.000 ringgit bagi siapa yang dapat membunuh Jaka Sembung, dengan kepala terpotong sebagai bukti. Ia bermaksud memberikan uang itu untuk membantu Jaka yang sedang berjuang melawan Belanda. Penyelenggaranya Kapten De Mandes. Soca sukses mengelabui Belanda atas bantuan wanita sihir, Dewi Magi, yang dapat menampakkan kepala Jaka Sembung di hadapan Belanda, walaupun sebenarnya itu kepala kambing. Magi memang luar biasa kebisaannya, bahkan bisa menghilang.

De Mandes tidak merelakan hadiah begitu besar dibawa oleh Soca. Ia menyuruh membunuh Soca, tetapi orang suruhannya malah terbunuh. Kini giliran Dewi Magi menagih janji kepada Soca yang dia rindukan cintanya. Soca menolak. Terjadi pertarungan sengit. Untung Jaka Sembung datang membantu Soca yang terluka. Magi lalu bekerja sama dengan Belanda. Usaha pertama untuk mengambil uang, gagal. Ia malah terluka dan disembuhkan kembali oleh gurunya.

Karena dendam terhadap Jaka Sembung, Dewi Magi kemudian menculik adik Jaka Sembung. Terjadilah pertarungan sengit kembali melawan Dewi Magi dan pasukan wanitanya. Magi memanggil gurunya dan Belanda. Jaka Sembung dan Soca berhasil menang dibantu Ki Sapu Angin, gurunya. Belanda juga berhasil dikalahkan setelah terjadi bentrokan sendiri antar Magi dan Mandes.

7. Ratu Sakti Calon Arang (1985)

photo via : http://www.astro.com.my

Lagi-lagi Barry Prima dipasangkan dengan Suzanna. Kali ini film yang dibintangi Barry Prima merupakan cerita rakyat yang berasal dari pulau dewata. Barry Prima berperan sebagai Empu Bahula yang akan menikahi Ratna Mangali Putri dari Calon Arang. Suzanna sendiri berperan ganda menjadi Calon Arang dan juga sebagai Ratna Manggali. Calon Arang, janda sakti, berambisi merebut tahta Kerajaan Daha. Ambisi yang membuahkan amarah itu ia lampiaskan pada rakyat, hingga masyarakat resah. Putrinya, Ratna Manggali, yang sudah cukup tua, belum juga bersuami. Hal ini menambah marah Calon Arang. Akibatnya, orang semakin takut melamar putrinya. Untuk mengatasi keganasan Calon Arang, Raja Daha mencari tahu kelemahan janda sakti itu dengan meminta Empu Bahula, murid Empu Beradah, mengawini Ratna Manggali. Setelah rahasia diketahui, Empu Baradah dan Empu Bahula menyerang Calon Arang dan gerombolannya. Mereka berhasil menaklukan Calon Arang. Empu Bahula tetap memperistri Ratna Manggali.

8. Golok Setan (1984)

photo via : http://benlanehodson.com

Golok Setan adalah sebuah film aksi laga fantasi dewasa tahun 1984 dari Indonesia yang disutradarai oleh Ratno Timoer. Film ini dibintangi oleh dua aktor laga kawakan kala itu, yaitu Barry Prima yang sangat terkenal setelah perannya dalam Jaka Sembung Sang Penakluk (1982), bersama dengan Advent Bangun yang kerap memainkan tokoh antagonis dalam film laga. Di film ini Barry Prima berperan sebagai Mandala sedangkan Advent Bangun berperan sebagai Banyu Jaga. Golok Setan bercerita tentang petualangan dan persaingan pendekar-pendekar sakti dalam mencari sebuah pedang sakti kuno yang ditempa dari bahan logam misterius yang jatuh ke bumi dalam bentuk meteorit. Seorang lelaki tua yang menemukan meteorit itu menciptakan “Golok Setan”, dan ia menyembunyikannya setelah kekuatan golok itu membakar pondoknya. Siapa pun yang menghunus pedang itu di tangan, orang itu akan memegang kekuasaan terbesar yang bisa dibayangkan dalam genggaman tangannya. Banyu Jaga (Advent Bangun), seorang pendekar bayaran yang sakti namun keji, dikirim oleh Ratu Buaya, seorang ratu siluman yang haus seks dan kekuasaan, untuk mencuri tunangan dari seorang putri desa setempat untuk dijadikan sebagai budak pribadi. Saat dia membantai orang-orang di desa tersebut, Mandala (Barry Prima), mantan rekan seperguruan Banyu Jaga, melihat kekejian Banyu Jaga dan memutuskan untuk membantu mempertahankan desa tersebut dan membantu putri desa untuk mendapatkan suaminya kembali dari Ratu Buaya Putih. Dalam petualangannya, Mandala akhirnya mendapatkan “Golok Setan” yang telah diperebutkan banyak pendekar sakti dengan saling bunuh. Dengan pedang tersebut dia harus bertarung untuk mengalahkan Ratu Buaya dan Banyu Jaga.

9. Bajing Ireng dan Jaka Sembung (1985)

photo via : http://picssr.com

Film ini merupakan sekuel dari film Si Buta Lawan Jaka Sembung tahun 1983 yang sangat sukses kala itu, mengikuti kesuksesan film pertamanya, Jaka Sembung Sang Penakluk (1981). Film ini juga adalah film terakhir dari serial trilogi film Jaka Sembung yang diproduksi oleh Rapi Films. Film inipun bercerita tentang Bajing Ireng, pendekar wanita yang bernama asli Roijah dari Desa Kandang Haur, merampok harta orang-orang kaya untuk didermakan kepada rakyat jelata yang menderita. Penderitaan rakyat bukan saja dari penjajah Kompeni, tetapi juga akibat bencana alam yang bertubi. Ketika pulang merampok di rumah Demang Asmara (El Manik), Bajing Ireng dicegat oleh Jaka Sembung (Barry Prima). Mengira sebagai orang bayaran Demang, Bajing Ireng terus saja menyerang Jaka Sembung. Setelah berhasil menjelaskan siapa dirinya sebenarnya, Bajing Ireng berbalik mengagumi ketangkasan Jaka Sembung yang bernama asli Parmin itu. Komandan Kompeni menjanjikan kedudukan Bupati kepada Demang Asmara, bila ia berhasil membekuk Jaka Sembung. Dengan licik Demang menangkap tetua rakyat Kandang Haur. Terpaksa Jaka Sembung tampil menyerahkan diri. Demang Asmara yang dilingkupi kekuatan para pengawalnya, tidak mudah dikalahkan. Belum lagi kekuatan dari Kompeni. Bajing Ireng tak gentar dan menerobos ke dalam penjara untuk membebaskan Jaka Sembung dari siksaan. Bersama rakyat menyerbu Kademangan , satu persatu para pengawal Demang dapat dikalahkan. Komandan Kompeni tewas dalam pertempuran sengit, sementara Demang Asmara menemui ajalnya di ujung keris kujangnya sendiri.