Fakta Unik Pembuatan Anime
Anime adalah sebuah film animasi 2D dari jepang. Dibandingakan dengan film animasi lainnya seperti milik disney ataupun stuidio animasi terkenal lainnya, Anime memiliki ciri kusus dalam setiap karakter ataupun setting cerita yang ada di dalamnya. Oleh karenanya anime menjadi animasi 2D kusus dari Jepang. Saat ini ada banyak sekali orang – orang yang menyukai film – film anime mulai dari Naruto, One Piece ataupun Bleach.
Tapi tahukah kamu jika bagus dan menariknya cerita anime tidak sebanding dengan apa yang ada ada dalam proses pembuatannya? Terkadang kita yang menonton beberapa serial anime pastinya senang melihat setiap detik adegan dan cerita yang ada di dalamnya. Namun tahukah kamu para animator – animator pembuat anime tersebut tidak sebahagia itu dalam membuatnya. Sudah menjadi sebuah rahasia umum dimana pembuatan sebuah film animasi tersebut amatlah susah dan perlu waktu yang lama untuk membuatnya.
Namun jika kamu pernh ataupun sering melihat anime kerjar tayang yang terus mampu menghasilkan episode baru tiap minggunya, pasti akan berpikir seperti apa kerja keras para animator asal jepang untuk membuat anime ini. Berikut ini adalah fakta unik dalam pembuatan anime yang belum tentu kamu ketahui.
1. Gaji Di Bawah UMR
photo via : tay.kinja.com
Pekerjaan animator anime di Jepang bisa dibilang jauh dari kata layak, seperti yang pernah dikatakan oleh salah seoran animator asal Amerika yang mencoba bekerja di Jepang sebagai seorang animator di salah satu studio di Jepang. Di studio kecil tempat awalnya bekerja, satu gambar dihargai $1 dan sekitar $5 sampai $25 sehari. Ketika dia pindah ke kantor yang lebih besar dan salah satu yang paling top, dia tidak dihargai lebih mahal, satu gambar hanya berharga $2-$4 dan rata-rata $40 sehari. Dengan penghasilan sebulan kira-kira $1000 atau hanya 120.000 yen tentu saja penghasilan itu sangatlah rendah. Sedangkan, biaya yang harus dikeluarkan untuk hidup di Tokyo idealnya adalah 1,500,000 yen per tahun tentu saja sang penggambar tak bisa hidup layak.
2. Animator Anime Berada di Bawah Garis Kemiskinan
photo via : strangelycommon.blogspot.com
Seorang animator di sebuah studio animasi pembuatan anime dapat bekerja hingga 84 jam dalam seminggung dan hanya mampu membawa pulang gaji sebesar 92.500 hingga 235.000 yen tiap bulannya tergantung dari pengalaman sang animator. Saking apesnya, ada juga animator yang harus membayar kepada studio anmasi hanya agar dirinya bisa bekerja di studio tersebut. Karena hal inilah, tidak sedikit para animator anime yang berada di garis kemiskinan dan tidak mampu hidup secara layak. Dengan tingkat kesulitan inilah, semakin sedikit orang – orang yang mau bekerja sebagai seorang animator di Jepang.
3. Sukses tidaknya sebuah judul anime tidak mempengaruhi kesuksesan ataupun kesejahteraan dari studio.
photo via : avvesione.wordpress.com
Jika kamu pernah tahu anime yang dibuat dijual dalam bentuk Blu-Ray, DVD dataupun terdapat merchandise lainnya, perlu kaalian ketahui tidak ada sepeserpun dari uang penjualan tersebut yang masuk ke kantons studio pembuat anime. Karenannya, meskipun industri animasi Jepang mengatakan bahwa mereka membuat sebuah rekor penjualan sebesar 220 Triliun Rupiah, uang sebesar itu tak satu pun yang kembali ke tangan studio anime. Uang itu ahanya masuk ke perusahaan yang menjadi bagian dari komite produksi dan studio animasi tida masuk di dalam komite tersebut.
4. Semakin banyak animasi diproduksi bisa jadi bencana bagi industri
photo via : www.theodysseyonline.com
Demand alias permintaan pembuatan anime tiap waktunya terus meninggkat, namun jumlah pekerjanya semakin menipis. Oleh karenanya hampir mustahil untuk sebuah studio anime untuk membuat anime serial sepanjang 26 episode dengan kualitas yang tinggi. Apalagi dengan masuknya berbagai investor asing didalamnya yang semakin menggenjot pertumbuhan anime. Namun pertumbuhan permintaan produksi anime ini tidak sebanding dengan jumlah animator yang ada. Sedikit sekali orang jepang yang ingin menjadi seorang animator karena hal tersebut. Karena mereka sudah paham betul tingkat kesejahteraan pegawai seorang animator di jepang amat lah rendah.
5. Uang penjualan merchandise belum tentu masuk ke kantong kreator
photo via : www.dhgate.com
Komikus Gintama pernah mengatakan tidak peduli seberapa banyak orang yang menonton film adaptasi komiknya maupun seberapa tinggi pendapatnya. Tidak sepeserpun uang tersebut masuk ke kantong komikus, para komikus hanya dibayar sekali di muka. Yang seperti kacang dibandingkan keuntungan box office yang mayoritas masuk ke kantong perusahaan seperti Shueisha dan Sunrise selaku penerbit dan pemegang lisensi. Satu-satunya cara untuk mendukung para kreator, baik itu komikus ataupun pengarang novel adalah dengan membeli buku terbitannya sehingga mereka tetap dapat menikmati keuntungan.
6. Masa depan industri animasi Jepang itu suram
photo via : www.reddit.com
Kekurangan tenaga kerja, bisnis yang semakin cenderung terus menurun. Tidak mengherankan banyak yang berpendapat bahwa masa depan industri ini semakin suram. Osamu Yamasaki, sutradara serial animasi “Hakuoki” percaya bahwa banyak sutradara yang paham betapa berbahaya kondisi ini bagi masa depan industri. Sutradara Neon Genesis Evangelion, Hideako Anno, sempat mengungkapkan pada tahun 2015 silam bahwa menurunnya talenta dan pendanaan akan menjadi ancaman terbesar dalam lima tahun kedepan.
7. Jam kerja Tidak Wajar
photo via : aminoapps.com
Seperti yang kamu ketahui, anime itu munculnya seminggu sekali dan tiap penanyangannya biasanya memiliki durasi 20 hingga 24 menit. Kalau kamu pernah membuat sebuah animasi, kebayangkan gimana susahanya para animator ini. Untuk membuat sebuah animasi dengan durasi sekian saja dibutuhkan waktu berminggu – minggu lamanya. Walaupun sudah dibagi ke beberapa orang dalam pengerjaannya, tetap saja untuk membuat sebuah animasi diperlukan waktu yang amat lama. Maka tak jarang untuk memenuhi target pembuatan anime tiap minggu tersebut, para animator haru bekerja lembur tiap harinya. Jam kerja para animator ini pun membengkak bisa sampai 12 hingga 14 jam sehari untuk mengejar penanyangan anime.
8. Tidak Tidur
photo via : cloudedanime.wordpress.com
Karena jumlah jam kerjanya saja sudah tidak wajar, para pekerja tak jarang harus tidak tidur demi menyelesaikan sebuah deadline dari pembuatan anime. Meskipun pekerjaan sudah dibagi – bagi, namun tetap saja susah untuk menghasilkan anime tepat waktu dengan kualitas yang tetap bagus pula tentunya. Dengan target yang dibebankan kepada animator, serta dengan adanya demand ataupun permintaan untuk pembuatan anime yang terus bertambah, membuat para animator semakin harus bekerja keras untuk menyelesaikan hal tersebut yang berakhir dengan adanya jam tidur kurang alias tidak tidur sama sekali untuk membuat anime tersebut.