Inspiratif! Pria Berdarah Jepang-Peru Berhasil Bersihkan Danau Yang Tercemar

Dibuat oleh blogunik

Guys, apa yang akan kamu lakukan jika kamu mengetahui tempat favorit kamu mengalami kerusakan parah karena pencemaran dan akan segera ditutup? Pastinya ada perasaan sedih dan rasa tidak rela bukan? Apalagi kalau tempat itu adalah tempat yang penuh dengan kenangan-kenangan manis saat kita kecil dulu.

Itulah yang dirasakan oleh Marino Morikawa, ia merasa hancur saat mendengar kabar dari ayahnya bahwa danau semasa kecilnya yang penuh dengan kenang-kenangan menyenangkan akan segera ditutup oleh pemerintah karena pencemaran lingkungan yang sangat parah.

Danau tersebut berada di Peru, tepatnya berada dalam wilayah Rawa El Cascajo atau Cascajo Wetlands yang berjarak 80 km dari Lima di provinsi Huaral di Lembah Chancay. Mengetahui, danau masa kecilnya tengah kritis, Marino Morikawa yang saat itu tengah menjadi ilmuwan lingkungan di Universitas Tsukuba, Jepang langsung terbang ke Peru untuk melihat secara langsung bahwa yang dikatakan oleh ayahnya benar.

Morikawa sendiri berasal dari Peru, namun ia bekerja di Jepang sebagai ilmuwan lingkungan di Universitas Tsukuba. Ia mendapat gelar PhD di bidang Ilmu Bioindustri dan mengkhususkan diri dalam pengolahan air. Setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri, danau tersebut tampak seperti kolam oksidasi. 20 tahun telah berlalu sejak kunjungan terakhirnya. Dia menemukan air berbau busuk di tahap kritis pembusukan. 150 hektar lahan basah yang luas telah berkurang menjadi hanya 40 hektar saja.

Pria-Berdarah-Jepang-Peru-Berhasil-Bersihkan-Danau-Yang-Tercemar

photo via rpp.pe

Setelah melihat-lihat pencemaran danau tersebut, Morikawa yang merupakan ahli lingkungan menemukan dua faktor yang menyebabkan danau tersebut tercemar begitu parah. Yang pertama adalah karena pembuangan sampah ilegal dan yang kedua adalah pengembang biakan babi, sapi dan domba yang telah mencemari air dengan buruk.

Bahkan diketahui, Walikota sebelumnya telah membangun kanal drainase baru yang berbatasan dengan lahan basah dan menuju arah laut. Namun sayangnya, sebagian besar limbah yang disalurkan melalui kanal ini bocor ke lahan basah. Selada air, spesies invasif, adalah faktor pencemar utama lainnya yang akhirnya mencekik lahan basah. Jenis selada ini sepenuhnya menutupi permukaan air, menghalangi cahaya dan oksigen mencapai kedalaman lahan basah sehingga menjadi kontributor utama adanya pembusukan dan bau busuk di danau El Cascajo.

Pihak pemerintah setempat telah menyerah untuk menyelamatkan danau. Bahkan pemerintah ingin menutup atau meratakan danau tersebut karena merasa tak ada lagi cara yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan danau tersebut.

Namun Morikawa tidak menyerah semudah itu. Berbekal pendidikannya dalam ilmu lingkungan, ia meyakinkan dirinya bahwa dirinya mampu membuat danau masa kecilnya tersebut kembali pulih dan menjadi danau yang indah kembali. Dari sinilah perjuangan Marino Morikawa dalam memulihkan danau masa kecilnya dimulai.

Langkah awal yang dilakukan

Pria-Berdarah-Jepang-Peru-Berhasil-Bersihkan-Danau-Yang-Tercemar

photo via efe.com

Dikutip dari situs web rianmantasa.staff.ugm.ac.id, Keluarga Morikawa cukup terkenal di kota kelahirannya Huarai, dan mereka juga berteman dengan walikota saat itu. Jadi hal pertama yang dilakukan Morikawa adalah mengadakan pertemuan dengan walikota tersebut.

Dalam pertemuan tersebut, Morikawa meminta waktu satu tahun untuk memulihkan danau tersebut. Walikotapun merasa ragu, pasalnya pemerintah sudah mencoba menyelamatkan lahan basah berkali-kali, tetapi tetap tidak bisa, apalagi Morikawa yang berjuang sendiri. Namun Morikawa tetap kukuh ingin melakukannya, bahkan dirinya meminta agar walikota tidak perlu mengkhawatirkan tentang apapun sebab, dirinya tidak akan meminta bayaran sepeserpun untuk tindakannya tersebut dan pemulihan danau tersebut akan menjadi tanggung jawab Morikawa seutuhnya.

Karena kesungguhan Morikawa tersebut, walikota lantas menyetujui proyek pemulihan danau El Cascajo tersebut. Pada tahun 2010, Morikawa mengambil cuti dari tempat kerjanya untuk memulai proyek pemulihan danau. Morikawa langsung mencari bantuan untuk mengupulkan uang di Peru. Tapi sayangnya ia tidak berhasil mengumpulan uang di Peru, lalu ia mencoba peruntungannya di Jepang. Morikawa mengambil semua tabungannya dan meminjam uang dari 3 bank dan kembali ke Peru. Ia rela melakukannya meskipun dirinya sadar tidak ada yang akan mengembalikan uangnya.

Menggunakan sistem nanoteknologi

Pria-Berdarah-Jepang-Peru-Berhasil-Bersihkan-Danau-Yang-Tercemar

photo via ecologics.pe

Setelah mengumpulkan uang, Morikawa mulai melakukan penelitian di area danau yang tercemar tersebut. Morikawa berkemah di lahan basah tersebut selama tiga hari untuk mengidentifikasi sumber kontaminasi. Dia menghitung perkiraan jumlah orang yang melewati lahan basah, dia juga menganalisis air dan tanah serta mempelajari angin.

Setelah melakukan penelitian, ia kembali ke Jepang untuk mengembangkan hasil penelitian yang dia lakukan dengan teknologi yang lebih lengkap dan memadai di laboratorium yang dilengkapi dengan baik di Universitas Tsukuba. Mengingat Morikawa memang fokus pada nanoteknologi dan kimia selama studinya, dia memutuskan untuk menggunakan dua metode nanoteknologi di El Cascajo yaitu sistem gelembung mikro-nano dan biofilter.

  • Sistem gelembung mikro-nano

Sistem gelembung mikro-nano terdiri dari memasukkan gelembung mikro di kedalaman perairan yang tercemar. Gelembung ini akan menarik bakteri dan mikroorganisme yang tercemar. Sistem gelembung mikro-nano ini bekerja seperti gelembung soda. Saat menuangkan soda, kita bisa melihat gelembung soda naik ke permukaan. Nah, gelembung mikro-nano ini mirip dengan gelembung soda, hanya saja ukurannya sepuluh ribu kali lebih kecil dari gelembung soda, bahkan bisa dibilang tidak terlihat oleh mata manusia.

Karena ukurannya sangat kecil, gelembung mikro-nano ini jauh lebih lambat dan membutuhkan 5 hingga 8 jam untuk mencapai permukaan. Gelembung mikro-nano ini memiliki medan elektromagnetik ion positif dan negatif yang berfungsi sebagai magnet. Dalam perjalanan ke permukaan air, gelembung ini akan menarik virus dan bakteri, dan memerangkapnya didalam gelembung tersebut.

Setelah tertarik oleh magnet, virus dan bakteri tidak bisa bergerak lagi dan mati. Ketika gelembung mencapai permukaan, mereka berubah menjadi gas dan menghilang karena radiasi dan sinar ultraviolet.

  • Biofilter

Metode kedua yang digunakan Morikawa adalah biofilter. Biofilter adalah lapisan media yang ditempelkan berbagai jenis mikroorganisme dan membentuk lapisan biologis yang disebut biofilm. Hal ini menarik bakteri air dan melestarikan spesies yang baik yang berkontribusi pada konservasi mikro-flora dan bioremediasi.

Menghabiskan waktu 6 bulan untuk merampungkan gelembung mikro-nano

Pria-Berdarah-Jepang-Peru-Berhasil-Bersihkan-Danau-Yang-Tercemar

photo via bacaanasik.cc

Untuk menyelesaikan penemuannya, ia membutuhkan waktu 6 bulan. Dan setelah menembuh waktu panjang untuk penelitiannya tersebut, Morikawa akhirnya berhasil menciptakan bahan pembersih ajaib yang akan bekerja dengan cara gelembung mikro-nano. Temuannya ini sepintas tampak seperti serbuk kayu. Bahan pembersih ajaib itu terbuat dari bahan 100% organik, sehingga sangat ramah lingkungan dan bahkan bisa dimakan.

Untuk menguji coba, dia pun mengambil air kotor ke dalam gelas beker dan menaburkannya dengan bahan pembersih ajaib itu. Sekitar 15 menit kemudian, semua kotoran di dalam air mulai terpisah dan naik ke permukaan, sehingga yang tersisa adalah air bersih.

Danau El Cascajo menjadi bersih hanya dalam waktu 4 bulan

Pria-Berdarah-Jepang-Peru-Berhasil-Bersihkan-Danau-Yang-Tercemar

photo via ecologics.pe

Setelah berhasil menemukan solusi untuk membersihkan danau El Cascajo, Morikawa langsung terbang kembali ke Peru untuk mulai tahap pembersihan danau. Menggabungkan sistem gelembung mikro-nano, biofilter dan ilmu biologi yang ia miliki, Morikawapun mulai menjalankan misinya untuk membersihkan danau masa kecilnya seorang diri.

Pria-Berdarah-Jepang-Peru-Berhasil-Bersihkan-Danau-Yang-Tercemar

photo via biodiesel.com.ar

Melalui perjuangan selama kurang lebih 4 bulan, akhirnya danau El Cascajo itupun bersih dan bahkan terbebas dari bakteri, parasit bahkan bahan pencemar lainnya. Tak hanya sampai disitu, burung-burungpun kembali mulai berdatangan lagi ke danau tersebut. Setidaknya 40 spesies burung yang bermigrasi telah kembali ke Danau El Cascajo, dan 10 spesies ikan telah kembali untuk menghuni perairannya.

Kegigihan Marino Morikawa menginspirasi banyak orang

Pria-Berdarah-Jepang-Peru-Berhasil-Bersihkan-Danau-Yang-Tercemar

photo via ecologics.pe

Selama perjuanngannya membersihkan danau, Morikawa melakukannya seorang diri, setiap hari ia bekerja membersihkan danau selama berjam-jam, hal ini membuat warga sekitar bertanya-tanya apa yang sebenarnya dilakukan oleh Morikawa di danau tercemar tersebut.

Menariknya, suatu hari Morikawa merasa sangat kelelahan, sehingga tak seperti hari biasanya, iapun datang terlambat ke danau tersebut. Namun ia terkejut karena saat ia tiba di danau tersebut, ada lebih dari 100 orang dari berbagai usia sedang menunggunya. Mereka ingin bekerja sama dan membantu Morikawa untuk membersihkan danau tersebut.

Penemuan Morikawa mendapat dedikasi dari Dewan Nasional Peru

Pria-Berdarah-Jepang-Peru-Berhasil-Bersihkan-Danau-Yang-Tercemar

photo via tea-after-twelve.com

Pada tahun 2014, karya ilmiah Marino dan komitmen serta dedikasinya kepada Peru dihormati oleh Dewan Nasional Peru untuk Sains, Teknologi, dan Inovasi Teknologi (Concytec). Metodenya dianggap sebagai inovasi sejati dan akan digunakan untuk aplikasi lain di masa depan.

Bermimpi untuk membersihkan Danau Titicaca, danau terbesar di Amerika Latin

Pria-Berdarah-Jepang-Peru-Berhasil-Bersihkan-Danau-Yang-Tercemar

photo via laguiadelvaron.com

Berhasil membersihkan danau El Cascajo, Morikawa yang kini telah memiliki timnya sendiri bermimpi untuk membersihkan danau dan sungai-sungai lainnya didunia. Bahkan target mereka selanjutnya adalah danau terbesar di Amerika Latin yakni Titicaca. Meskipun prosesnya akan sedikit rumit dan pastinya memerlukan biaya yang besar, namun Morikawa yakin kalau tidak ada yang tak mungkin didunia ini.

Nah itulah kisah inspiratif dari Marino Morikawa yang sukses membersihkan danau tercemar dengan ilmu dan tekad yang ia miliki. Bahkan dengan kegigihannya tersebut, ia dapat menyadarkan masyarakat untuk lebih menjaga lingkungan dengan baik. Bagaimana menurut kalian guys? Simak juga video nya berikut ini.

https://www.youtube.com/watch?v=Tkjzq9z0TCo


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *