Tahukah Kamu Kalau Pulau Sumatra Pernah Beganti Nama Berkali-kali

Dibuat oleh blogunik

Indonesia memiliki bebrapa pulau besar yang menyimpan banyak misteri. Mulai dari gunungnya yang masih dihuni hingga berbagai hewan buas dan keindahan alamnya yang akan membuat kita terpukau. Pulau Sumatra meruapakan salah satu pulau terbesar di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua setelah Pulau Jawa. Namun sebenarnya belum banyak yang kita ketahui mengenai pulau satu ini selain hutan tropisnya yang sangat rimbun dan berbagai etnis yang menetap disana. Berbagai macam keindahan yang ditawarkan pulau ini, namun tahukah kalian ternyata pulau ini memiliki sejarah yang panjang terkait penetapan nama Sumatra. Padahal sampai saat ini kita saja masih bingung dengan ejaan nama yang benar, Sumatra atau Sumatera. Sebelum menjadi Sumatra, tenyata pulau ini pernah disebut dengan banyak nama, berikut nama-nama yang pernah digunakan :

 

1. Suwarnabhumi

Photo Via :nghiencuulichsudotcom.files.wordpress.com

Dalam berbagai prasasti, Sumatra disebut dalam bahasa Sanskerta dengan istilah “Suwarnadwipa” yang berarti “Pulau Emas” atau “Suwarnabhumi” yang berarti “Tanah Emas”. Nama-nama ini sudah dipakai dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Naskah Buddha yang termasuk paling tua adalah Kitab Jataka, kitab tersebut menceritakan pelaut-pelaut India menyeberangi Teluk Benggala ke Suwarnabhumi. Dalam cerita Ramayana juga dikisahkan pencarian Dewi Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa.

2. Taprobana

Photo Via :http://1.bp.blogspot.com

Dikalangan bangsa Yunani purba, Sumatera sudah dikenal dengan nama Taprobana. Nama Taprobana Insula telah dipakai oleh Klaudios Ptolemaios, seorang ahli geografi Yunani abad kedua Masehi, tepatnya tahun 165 dia menjelaskan daerah Asia Tenggara dalam karyanya Geographike Hyphegesis. Ptolemaios menulis bahwa di pulau Taprobana terdapat negeri Barousai. Mungkin sekali negeri yang dimaksudkan adalah Barus di pantai barat Sumatera, yang terkenal sejak zaman purba sebagai penghasil kapur barus.

 

3. Samara

Photo Via : s.kaskus.id

Sementara itu, dalam catatan Marco Polo yang mengunjungi Indonesia pada abad ke-13, ia menyebut nama Samara yang mengacu pada kerajaan di pesisir pantai utara pulau tersebut, yaitu Samudra Pasai.

 

4. Sumoltra

Photo Via : www.raremaps.com

Friar Odoric, seorang frater atau calon pastor yang datang ke Sumatra pada abad ke-14 menyebut pulau di barat Nusantara ini dengan sebutan Sumoltra.

 

5. Samudra

Photo Via :http://3.bp.blogspot.com

Pada abad ke-14 juga seorang penjelajah dari Maroko yang bernama Abu Abdullah Ibnu Battuta menyebut pulau ini dengan nama Samudra. Ejaan ini adalah ejaan yang tepat bagi kerajaan besar di utara Pulau Sumatra ini, yaitu Samudra Pasai. Namun, nama kerajaan tersebut tidak dapat mewakili nama seluruh pulau.

 

6. Shumutra

Photo Via :http://www.wacana.co

Namun beda halnya dengan penjelajah dari Eropa pada abad ke-15, penjelajah-penjelajah dari Negara Arab memiliki petanya sendiri. Dalam peta navigasi penjelajah Arab, pulau ini disebut dengan nama Shumutra.

 

7. Zamatra

Photo Via : Aspal Putih

Dalam ekspedisi Magellan yang berlangsung dari tahun 1519-1522, sang penulis yang bertugas mencatat ekspedisi tersebut, Maximilianus Transylvanus, memiliki catatan sendiri yang menyebut Pulau Sumatera dengan sebutan Zamatra.

 

8. Sumatra

Photo Via : 1World2Go

Setelah berbagai perjalanan panjang “dugaan” nama oleh berbagai penjelajah dunia, pada tahun 1540, seorang kartografer asal Jerman yang bernama Sebastian Munster mengakhirinya dengan memuat nama Sumatra dalam peta buatannya yang secara tepat mengacu pada pulau besar di barat Nusantara ini. Dalam peta tersebut, ia juga menambahkan bahwa Pulau Sumatra merupakan nama baru dari pulau yang dikenal dengan sebutan Taprobana dulu.

 

Demikian asal usul dari nama Pulau Sumatra yang menjadi salah satu Pulau Terbesar di Indonesia yang kaya akan keindahannya.

 

Baca Juga :
5 Peristiwa perang besar yang pernah terjadi di Indonesia
Kudeta pertama dalam sejarah Indonesia berdiri
Pesona Keindahan “Negeri di Atas Awan” di Indonesia