Ustadz dan Ustadzah Kondang Yang Kehadiranya Selalu Dinantikan Di Televisi Saat Bulan Ramadhan

Dibuat oleh blogunik

Dalam ajaran Agama Islam, seorang guru disebut dengan Ustadz untuk laki-laki dan Ustadzah untuk perempuan. Memasuki bulan puasa, para Ustadz dan Ustadzah ini dinantikan kehadirannya di televisi untuk berceramah atau mendakwah. Ceramah yang disampaikan para Ustadz dan Ustadzah ini merupakan siraman rohani bagi umat Muslim di Tanah Air, sehingga sudah pasti kehadiran nya di Televisi tanah air selama bulan Ramadhan sangatlah dinanti-nantikan. Berikut ini Ustadz dan Ustadzah yang kejadirannya selalu dinantikan kehadirannya di televisi tanah air:

 

1. Ustadzah Dedeh Rosidah Syarifudin

Photo via : Youtube

Ustadzah Dedeh Rosidah Syarifudin atau yang akrab dipanggil Mamah Dede ini lahir di Ciamis, Jawa Barat. Mamah Dedeh sedari kecil sudah dibesarkan di lingkungan pesantren. Mamah Dedeh menempuh pendidikannya di Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah ciputat. Sejak kuliah, Mamah Dedeh sudah aktif mensyiarkan Islam ke kampung-kampung. Mamah Dedeh mulai dikenal masyarakat sejak tayangan Mamah dan AA di Indosiar dan Hati ke Hati di ANTV. Gaya bicara Mamah Dedeh ini terkesan ceplas ceplos dan spontan, hal inilah yang membuat Mamah Dedeh terkenal dan mudah diingat orang. Mamah Dedeh terkenal dengan kalimatnya “Curhat Dong Mah”, kalimat tersebut memang selalu digunakan oleh para jamaahnya untuk bertanya kepada Mamah Dedeh.

 

2. Ustadz Muhammad Nur Maulana

Photo via : http://www.patriot17.com

Ustadz Muhammad Nur Maulana ini berasal dari Makassar. Ustadz Maulana merupakan lulusan Pesantren An Nahdah Makassar, ia juga mengajar menjadi guru Agama Islam di SD Mangkura, SD Islam Athirah dan Pesantren An Nahdah. Namanya terkenal semenjak program Islam itu indah dan Slogan “Jamaah oh Jamaah” pada setiap penampilannya.

 

3. Ustadz Wijayanto

Photo via : okezone.com

Ustadz Wijayanto merupakan seorang penceramah, da’i dan tokoh agama yang sering mengisi kajian diberbagai daerah di Indonesia dan beberapa kajian di stasiun televisi nasional. Ustadz Wijayanto memiliki pembawaan gaya berdakwah santai dan kocak, selain itu Ustadz Wijayanto juga identik dengan ceramahnya yang dicampur dengan komedi yang kritis, sesuai dengan realita yang ada.

 

4. Ustadz Abu Bakar Al Habsyi

Photo via : http://ustadzakhiratmanagement.blogspot.co.id

Pada awalnya Ustadz Abu Bakar Al Habsyi berdakwa ketika beliau duduk di kelas 3 SMP, beliau mulai berdakwah keliling Malaysia dan Singapura. Namanya mulai dikenal semenjak ia mengisi acara di salah satu stasiun televisi Indonesia. Beliau berduet ceramah dengan Ustadz Jefri Al Buchori. Setelah itu beberapa televisi swasta menawarkan kontrak untuk mengisi acara di bulan suci Ramadhan dan sentuhan rohani Agama Islam. Selain itu ia juga aktif menjadi dai dan rutin menjadi juri dalam acara AKSI yang ditayangkan di Indosiar.

 

5. Ustadz Solmed

Photo via : idntimes.com

Sholeh Mahmoed Nasution atau Ustadz Solmed merupakan seorang penceramah dan aktor. Pada awalnya, Ustadz Solmed dikenal saat ia menjadi juara umum di lomba pidato dan ceramah nasional di masjid Istiqlal. Prestasinya itu membuatnya semakin percaya diri untuk ceramah menyampaikan ayat-ayat Allah. Setelah ia lulus dari Madrasah Aliyah, ia mulai ceramah dari satu mushola ke mushola lainnya.

 

6. Oki Setiana Dewi

Photo via : https://www.instagram.com/okisetianadewi

Oki Setiana Dewi merupakan seorang Ustazah. Oki mengenakan jilbab pada saat kelas dua SMA dan ia mendapatkan kesempatan untuk bermain dalam film “Ketika Cinta Bertasbih”. Oki berceramah yang berpedoman pada Alquran dan Hadis. Gaya bahasa Oki cukup lugas dan tegas dalam memberikan penjelasan terhadap suatu persoalan.

 

7. Yusuf Mansur

Photo via : https://arwingbasri.com

Jam’an Nurkhatib Mansur atau yang akrab disapa Yusuf Mansur merupakan seorang pendakwah, penulis buku dan pengusaha. Ia juga merupakan pimpinan dari pondok pesantren Daarul Quran Ketapang, Cipondoh, cikarang Tangerang dan pengajian Wisata Hati. Dalam kebanyakan ceramahnya, ia selalu menekankan pentingnya makna bersedekah. Ia memberikan contoh-contoh tentang kehidupan nyata. Gaya bahasanya yang berdialek Jakarta, membuat ceramah-ceramahnya mudah dicerna hingga digemari masyarakat.